Sunday, July 22, 2018

Persawahan di Di Desa Mayang

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Desa Mayang merupakan salah satu desa di daerah kecamatan Cisalak, Subang. Sebagian besar desa ini merupakan areal pertanian, salah satunya yaitu areal persawahan. Sawah merupakan areal pertanian yang digunakan untuk menanam padi. Sawah di Desa Mayang merupakan sawah irigasi karena desa ini memiliki 3 sumber air yang mengalir sepanjang tahun, baik musim penghujan maupun musim kemarau. 


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Karena Desa Mayang merupakan daerah pegunungan, maka sawah di desa ini dicetak berteras atau lebih dikenal terasering atau sengkedan. Hal itu dilakukan untuk menghindari erosi dan menahan air. Hal itu menjadikan persawahan di Desa Mayang sangat indah dan menyegarkan mata. Ditambah dengan air yang mengalir di persawahan merupakan air yang jernih dan juga udara yang masih bersih.

 (Sumber : Dokumen Pribadi)

Masyarakat Desa Mayang umumnya melakukan penanaman padi 3 kali panen dalam satu tahun. Proses pemupukan didesa ini sebagian menggunakan pupuk organik (dari kotoran ayam) dan sebagian menggunakan pupuk kimia. Sebagian masyarakat Desa Mayang merupakan buruh tani. Ibu-ibu yang menjadi buruh padi dibayar Rp 25.000,00 per hari, sedangkan bapak-bapak nya dibayar Rp 50.000,00 per hari.

Saturday, July 21, 2018

Wisata Curug Cileat

Curug Cileat adalah Curug terindah yang di anugrahi panorama alam yang sangat luar biasa. Curug-curug atau air terjun menghiasi tebing tebingnya mengundang untuk siapapun mengunjunginya. Medan yang lumayan berat tak menyurutkan pengunjung untuk mendatanginya . Dari kampung cibago atau tempat parkiran motor hanya menempuh jarak sekitar 1,980 m, butuh waktu sekitar 2,5 jam untuk mencapai curug ini.

 (Sumber : Dokumen Pribadi)



  (Sumber : Dokumen Pribadi)

Dan tidak hanya curug, saat di perjalanan anda akan melihat keindahan alam lainya di  "Pesawahan Cimuncang Pasir " Terdapat spot spot bagus untuk kalian berselfi mengabadikan photo kalian di media. dengan ketinggian  yang belum anda pernah liat dan disana juga terdapat tempat berkemah.

Friday, July 20, 2018

Kolam Air Deras Desa Mayang


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Selain areal pertanian, Desa Mayang juga memiliki banyak kolam air deras. Kolam air deras merupakan kolam budidaya ikan air tawar yang menggunakan sistem pengairan yang mengalir. Kolam air deras adalah kolam yang memiliki debit air yang cukup besar sehingga dengan hitungan menit seluruh volume air dapat tergantikan. Kolam air deras merupakan tempat pembesaran ikan yang airnya mengalir secara terus menerus. Karena Desa Mayang memiliki 5 sumber air yang mengalir sepanjang tahun baik itu musim penghujan maupun musim kemarau menjadikan wilayah ini cocok untuk budidaya ikan air tawar menggunakan metode kolam deras.


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Budidaya ikan dengan sistem kolam air deras memiliki beberapa keuntungan yaitu diantaranya kualitas air budidaya baik karena terjadi pergantian air dalam waktu cepat sehingga kondisi ikan terjaga dengan baik, ikan dapat bergerak aktif karena kolam air deras mengandung oksigen tinggi sehingga metabolisme ikan cukup baik, dan penanganan saat panen mudah karena kolam bisa dikeringkan dalam waktu singkat.

                                                           
(Sumber : Dokumen Pribadi)


Sebagian besar masyarakat Desa Mayang membudidayakan ikan mas di kolam deras. Mereka memperoleh benih ikan mas ukuran 3cm dengan harga Rp 25.000,00 per kg. Proses budidaya dilakukan selama 6 bulan, sampai ikan mas berukuran 1kg/ekor. Harga jual ikan mas yaitu Rp 26.000,00 per kg. Jumlah pakan yang dibutuhkan pada proses budidaya ini yaitu 5ton pakan. Tidak semua masyarakat yang membudidayakan ikan mas ini yaitu untuk dijual kembali, ada sebagian masyarakat yang membudidayakan untuk dikonsumsi sendiri.

Thursday, July 19, 2018

Anyaman Bambu Desa Mayang

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak sekali ditemukan di Indonesia. Bambu merupakan tanaman yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dalam bidang pangan bambu muda dapat diolah menjadi sayur yang lezat, dalam bidang papan bambu bisa digunakan dalam membuat rumah, sedangkan dalam bidang sandang bambu dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat rumah tangga.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Pembuatan alat rumah tangga dengan menggunakan bahan baku bambu salah satunya yaitu dengan cara dianyam. Anyaman bambu merupakan salah satu produk dalam negeri yang kini sudah mulai ditinggalkan produknya. Sekarang ini, masyarakat Indonesia umumnya lebih banyak memilih menggunakan produk yang terbuat dari bahan plastik di banding yang terbuat dari anyaman. Karena bahan baku plastik di anggap lebih tahan lama. Namun jika diperhatikan, produk dengan bahan baku bambu merupakan produk yang ramah lingkungan. Produk yang terbuat dari bahan baku bambu tidak membutuhkan proses daur ulang untuk menjaga keseimbangan lingkungan, karena produk ini mudah diuraikan oleh decomposer sehingga dapat terurai dengan mudah dalam tanah.

Desa Mayang merupakan salah satu desa pembuat anyaman bambu. Masyarakat desa ini pada umumnya hanya membuat topi untuk petani atau dalam bahasa sunda disebut cetok dan alat untuk menanak nasi di kompor atau dalam bahasa sunda disebut aseupan. Pengrajin anyaman di Desa Mayang sebagian besar adalah ibu-ibu yang mengisi waktu luang mereka. Mereka belajar cara menganyam dengan pembelajaran secara turun menurun. Mereka memperoleh bambu dari petani dengan harga Rp 7.000,00 per 1 batang bambu. Dalam satu batang bambu bisa menghasilkan anyaman sebanyak 50 buah. Seorang pengrajin anyaman dapat menghasilkan 300 anyaman per minggu. Masyarakat Desa Mayang biasa menganyam tidak sampai selesai ke pemasaran, didesa ini ada orang yang memang hanya membuat anyaman setengah jadi. Anyaman setengah jadi dijual ke pengrajin lagi dengan harga Rp 1.000,00 per anyaman. Setelah itu akan ada pengrajin yang menyelesaikan anyaman setengah jadi dan menjualnya ke pasaran dengan harga jual eceran adalah Rp 7.000,00. Sedangkan apabila dijual ke pengumpul harganya adalah Rp 3.500,00. Sementara ini pemasaran anyaman bambu dari Desa Mayang adalah ke daerah Pagaden-Subang. Karena menurut pengrajin, daerah Pagaden-Subang merupakan satu-satunya daerah yang masih menggunakan alat rumah tangga yang terbuat dari anyaman.

Wednesday, July 18, 2018

Buah Arbei Hutan di Sekitar Jalan Menuju Curug Cileat - Mayang

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Arbei hutan merupakan salah satu jenis tanaman berry. Tanaman ini merupakan keluarga raspberry, yang biasa tumbuh di pegunungan. Buah arbei sering disebut sebagai strawberry kecil, karena bentuk buahnya yang sangat kecil. Buah ini memiliki warna merah mirip strawberry, juga memiliki rasa yang manis dan asam. Buah arbei banyak mengandung vitamin C, polyphenol antioxidant serta anthocyanin yang bermanfaat bagi manusia.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Di sekitar jalan menuju curug Cileat kita dapat menemukan banyak sekali pohon arbei hutan. Dan ini merupakan salah satu daya tarik ketika berkunjung ke curug Cileat. Kita dapat merasakan sensasi memakan buah arbei segar yang di petik langsung dari pohonnya. Rasa asam dan manis dari buah ini dapat sedikit membantu menghilangkan dahaga. Namun jangan ambil berlebihan karena buah arbei hutan ini merupakan pakan alami burung dan monyet yang tinggal disana. Setidaknya satu atau dua buah sudah cukup untuk mencicipi rasa arbei hutan ini.

Tuesday, July 17, 2018

Sapu Uyun Desa Mayang


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Mungkin nama sapu uyun masih belum familiar dimasyarakat. Karena produksi sapu ini yang terbilang masih jarang sehingga tidak mudah untuk menemukannya di pasaran. Namun sapu ini memiliki bentuk dan fungsi yang sama dengan sapu ijuk, hanya bahan baku pembuatannya saja yang berbeda. Sapu ijuk berwarna hitam sedangkan sapu uyun cenderung berwarna hijau kecoklatan. Sapu uyun terbuat dari tanaman yang bernama “Uyun” yang merupakan tanaman serabut. Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk pembuatan sapu yaitu bagian bunganya. Tanaman ini bisa hidup selama kurang lebih 8 tahun setelah penanaman. Tanaman ini biasanya berbunga pada bulan Juni-Oktober.


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Masyarakat di Desa Mayang merupakan salah satu desa yang memproduksi sapu uyun. Pembuatan sapu didesa ini masih dalam tahap produksi rumahan, belum ada salah satu pemodal besar yang memproduksi sapu secara masal. Di Desa Mayang para pengrajin tidak menanam sendiri tanaman uyun ini, mereka memperolehnya dari para petani uyun yang juga merupakan masyarakat Desa Mayang. Jika dikalkulasikan Desa Mayang dapat menghasilkan sapu uyun sekitar 500 buah per hari. Proses penjualan sapu uyun Desa Mayang ada yang dijual langsung ke masyarakat dan ada pula yang dijual ke tengkulak (pengumpul).

Harga bahan baku sapu uyun yaitu Rp 7.000,00- per ikat. Harga jual sapu uyun jika dijual ke tengkulak (pengumpul) yaitu Rp 12.000,00-. Dan jika dijual langsung ke masyarakat yaitu Rp 15.000,00-. Pada saat ini kendala yang dihadapi pengrajin sapu uyun Desa Mayang yaitu kesulitan mencari bahan baku sapu uyun pada bulan tanaman Uyun tidak berbunga. Harapannya untuk kedepannya akan ada yang dapat menyetok bahan baku dan juga menampung hasil pembuatan sapu uyun sehingga produksi dan penjualan sapu uyun Desa Mayang lebih terjamin.

Monday, July 16, 2018

Bukit Tegalenang



(Sumber : Dokumen Pribadi)

Bukit Tegalenang Kp. Cileleumpang yang merupakan kawasan dari daerah Desa Mayang Kecamatan Cisalak menawarkan pemandangan yang dapat memanjakan mata dipagi hari. Pemandangan yang terlihat dipagi hari itu adalah lautan awan dan terbitnya matahari. Menurut ketua RT setempat “Bukit Tegalenang akan dibuka menjadi kawasan wisata alam secepatnya”.


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Selain itu, tempat ini dapat dijangkau dengan waktu kurang dari 30 menit dari kawasan pemukiman penduduk dengan ditemani pemandangan kawasan persawahan. Tentunya tempat yang sejuk serta masyarakat yang ramah membumbui perjalanan anda ketika mengunjungi tempat ini.

Hasil Perkebunan di Desa Mayang



Desa Mayang merupakan desa yang sebagian wilayahnya merupakan areal pertanian dan perkebunan. Salah satu hasil perkebunan di Desa Mayang yaitu kopi dan aren.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Jenis kopi yang ditanam di Desa Mayang adalah varietas kopi lokal. Sebagian besar petani kopi di Desa Mayang tidak mengolah biji kopi hingga menjadi kopi bubuk. Mereka hanya mengolah biji kopi hingga ke proses pengeringan saja. Lalu biji kopi kering tersebut di jual ke pengepul (tengkulak). Hal itu disebabkan karena harga mesin penggiling kopi yang terbilang masih cukup mahal.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Aren atau enau (arenga pinnata) merupakan palma terpenting setelah kelapa yang merupakan tanaman serba guna. Hampir seluruh bagian tubuh tamanan ini dapat dimanfaatkan. Mulai dari daunnya yang bisa dibuat sebagai daun rokok atau lebih dikenal sebagai daun kawung, batang daunnya bisa dibuat sapu lidi, ijuknya dapat dimanfaatkan menjadi sapu ijuk atau dijadikan atap rumah, batang pohonnya bisa dijadikan tiang penyangga rumah, dan buahnya dapat dijadikan kolang kaling.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Selain manfaat diatas pohon aren juga bisa diambil niranya untuk diolah menjadi gula aren. Nira diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira, berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya. Waktu pengambilan nira biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Sebagian masyarakat di Desa Mayang mengolah nira menjadi gula aren secara tradisional. Hasil olahan gula aren yang sudah berbentuk gandu di kemas menggunakan daun aren (daun kawung) lalu di jual ke pengepul (tengkulak). Namun, sebagian ada juga yang dikonsumsi untuk kebutuhan sendiri atau dijual langsung ke masyarakat sekitar.

Area Berkemah Curug Cileat – Mayang



Tidak lengkap rasanya jika wisata alam pegunungan tidak memiliki area berkemah. Apalagi jika wisata tersebut merupakan wisata alam dengan lokasi yang cukup jauh dari pemukiman. Keindahan alam dan udara pegunungan yang sangat sejuk terlalu sayang jika tidak bisa dinikmati di malam hari. Oleh karena itu, wisata Curug Cileat juga menyediakan area berkemah.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Area berkemah yang terdapat di Curug Cileat terletak diantara curug ke tiga dan curug ke empat. Area berkemah ini dikenal dengan nama Paniisan Abah Danu. Disini terdapat area berkemah yang cukup luas dan juga dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet dan mushola yang sudah cukup memadai. Juga terdapat sebuah saung yang dibuat lebih tinggi, kira-kira tingginya mencapai 6M. Dari ketinggian tersebut kita bisa melihat pemandangan alam yang sangat indah. Perpaduan antara pesawahan, pegunungan dan awan yang menciptakan keindahan alam yang sangat memanjakan mata.

(Sumber : Dokumen Pribadi)

Selain itu, jika kita berkemah di area ini kita dapat melihat banyak kunang-kunang yang menyala indah dimalam hari.

Sejarah Desa Mayang


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Didasari banyaknya pohon jambe dan juga karena watak dan tabiat masyarakat yang keras dan punya kemauan yang kuat maka tercetuslah nama “kembang jambe” atau disebut “MAYANG” . Desa Mayang berdiri pada tahun 1912 masehi. Berada di kecamatan cisalak dengan ketinggian 560 mdpl, memiliki 3 sungai dengan debit yang besar yaitu sungai cileat,cikaruncang dan sungai ciwaru. Lahan di desa mayang sebagian besar merupakan lahan pertanian. Desa mayang mempunyai wisata curug cileat yang mempunyai keindahan curug yang indah dan dengan udara yang sejuk serta keadaan alam yang masih alami.