Desa Mayang merupakan desa yang sebagian wilayahnya merupakan areal pertanian dan perkebunan. Salah satu hasil perkebunan di Desa Mayang yaitu kopi dan aren.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Jenis kopi yang ditanam di Desa Mayang adalah varietas kopi lokal. Sebagian besar petani kopi di Desa Mayang tidak mengolah biji kopi hingga menjadi kopi bubuk. Mereka hanya mengolah biji kopi hingga ke proses pengeringan saja. Lalu biji kopi kering tersebut di jual ke pengepul (tengkulak). Hal itu disebabkan karena harga mesin penggiling kopi yang terbilang masih cukup mahal.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Aren atau enau (arenga pinnata) merupakan palma terpenting setelah kelapa yang merupakan tanaman serba guna. Hampir seluruh bagian tubuh tamanan ini dapat dimanfaatkan. Mulai dari daunnya yang bisa dibuat sebagai daun rokok atau lebih dikenal sebagai daun kawung, batang daunnya bisa dibuat sapu lidi, ijuknya dapat dimanfaatkan menjadi sapu ijuk atau dijadikan atap rumah, batang pohonnya bisa dijadikan tiang penyangga rumah, dan buahnya dapat dijadikan kolang kaling.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Selain manfaat diatas pohon aren juga bisa diambil niranya untuk diolah menjadi gula aren. Nira diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning. Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya selama beberapa hari, hingga keluar cairan dari dalamnya. Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes. Cairan manis yang diperoleh dinamai nira, berwarna jernih agak keruh. Nira ini tidak tahan lama, maka tahang yang telah berisi harus segera diambil untuk diolah niranya. Waktu pengambilan nira biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari.
(Sumber : Dokumen Pribadi)
Sebagian masyarakat di Desa Mayang mengolah nira menjadi gula aren secara tradisional. Hasil olahan gula aren yang sudah berbentuk gandu di kemas menggunakan daun aren (daun kawung) lalu di jual ke pengepul (tengkulak). Namun, sebagian ada juga yang dikonsumsi untuk kebutuhan sendiri atau dijual langsung ke masyarakat sekitar.